BLOG DUKE AMIENE REV

Isnin, Disember 01, 2014

Sajak Amiene Rev - Kesunyian Adalah Temanku Yang Paling Rapat

"Kesunyian adalah temanku yang paling rapat," 
Hakcipta Terpelihara (C) Amiene Rev 
1 Disember 2014

Saat ini, tidak ada teman nyata untuk berbicara.
Adakah ini dipanggil kesunyian?
Sensitiviti seorang jurnalis, bisa membunuh! 
Aku seorang diri ini, terpinggir di jalan sepi.
Tidak ada ribut, tidak ada debu atau embun yang sejuk.
Namun, aku tetap terasa disapa kedinginan, dalam makna tersendiri.
Saat ini tidak ada lagi teman buat berbicara.
Kesunyian adalah temanku yang paling rapat.
Tanah Selatan ini, selalu saja meninggalkan kesayuan.
Di mana teman-temanmu?
Di mana suara-suara tawa itu?
Di mana sendu-sendu tangisan itu?
Aku menemani diriku, tanpa sepasang sayap buat menyelimuti diri, memanaskan diri dari dingin sunyi itu.
Kedengaran suara anak-anak kecil bergurau senda.
Dan jeritan ibu memanggil pulang.
Padang rumput menghijau, dan sebiji bola biru, terbiar begitu.
Lalu badai pun menyambar, memutuskan simpulan.
Lalang-lalang terbiar memanjang.
Ranting-ranting reput kepatahan.
Daun-daun kering, rapuh, hancur dilanggar taufan.
Jiwa pun bergelora, memberontak.
Api mula marak membara.
Jantung merebut darah.
Paru menghembuskan nafas.
Roma memercikkan peluh.
Urat menggetarkan jasad.
Lalu bangkit azam baru.
Lalu retak tembok itu.
Lalu kutendang pintu itu.
Lalu kurempuh pagar waja, mara, terus mara!
Langkahku laju, menuntut kemeriahan,
mengatur damai itu,
menguliti kesedihan
yang terukir oleh kesunyian.